-M. Zainul Asror- social development and walfare – UGM Sudah menjadi rahasia umum Indonesia memiliki kekayaan dan keindahan alam yang begitu mempesona. Namun kekayaan dan keindahan alam tersebut belum bisa membawa dampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Sehingga isu kemiskinan selalu menjadi bahasan utama yang tak kunjung selesai. Sudah banyak sumbangan pemikiran terkait dengan akar masalah penyebab
-M. Zainul Asror- social development and walfare – UGM Selain munculnya kemiskinan yang disebabkan oleh negara atau sistem sosial masyarakat, lazimnya disebut sebagai fenomena pemiskinan struktural. Ada juga kemiskinan yang terjadi akibat dari kultur masyarakat. Dengan kata lain bahwa masyarakat miskin karena prilaku hidup mereka sendiri yang tidak berorientasi pada kesejahteraan. Prilaku hidup miskin tersebut
-M. Zainul Asror- social development and walfare – UGM “Berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya” (Al-Hadist) Mungkin merupakan sebuah tradisi setiap tanggal 1 Mei atau yang lazim disebut “May Day” Menjadi ajang aksi besar-besaran turun ke jalan dilakukan oleh para buruh untuk menyampaikan aspirasi terkait tuntutan hak-hak yang harus dipenuhi kepada mereka oleh para pengusaha.
-M. Zainul Asror- social development and walfare – UGM Pendahuluan Setiap masyarakat tentu menghendaki satu kondisi kehidupan yang aman, tentram dan damai, terpenuhinya berbagai kebutuhan hidup serta terhindar dari segala bentuk problem yang bisa menggangu keadaan stabil masyarakat tersebut. Kondisi itu lazim dimaknai dengan kata sejahtera. Tidak ada definisi khusus untuk menjelaskan kata sejahtera karena
-M. Zainul Asror- social development and walfare – UGM Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” Tidak perlu bertanya lagi tentang bagaimana kekayaan alam Indonesia yang sangat berlimpah. Dari Merauke di ujung timur Papua sampai Sabang di ujung barat