Jalan Baru Bisnis Prostitusi di Indonesia

-M. Zainul Asror-

social development and walfare – UGM

Prostitusi OnlineKemajuan tekhnologi yang sejatinya, penciptaannya dihajatkan untuk membantu mempermudah kerja manusia, dalam implikasinya ternyata sering sekali menyimpang dari apa yang diharapkan. Terlepas dari telah tersampaikannya fungsi utama sebagai alat untuk mempermudah manusia tersebut, banyak juga dampak negatif yang timbul akibat tekhnologi dalam kehidupan masyarakat. Salah satu contoh misalnya internet, perkembangan tekhnologi internet sudah sangat berkembang begitu maju dan pesat. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selama 24 jam penuh kita tidak bisa melepaskan diri dari internet. Pun berbagai urusan dan kebutuhan kita dengan mudah terpenuhi dengan internet. Namun, tanpa kita sadari hubungan kita yang mulai terjalin erat dengan dunia maya melalui internet tersebut, secara perlahan menggerogoti hubungan-hubungan mesra yang telah kita bangun sekian tahun lamanya di dunia yang sesungguhnya. Hubungan sosial dengan keluarga, sahabat, dan teman mulai terasa renggang. Kita seperti hanya terfokus pada dunia kita yang lain, lebih menarik dan penuh warna. Internet mengalihkan dunia kita dengan konstruksi yang sama sekali berbeda dengan dunia nyata.

Tidak hanya sebatas sampai disana, kemajuan internet juga berdampak terhadap munculnya masalah-masalah sosial baru. Kegunaan positif internet juga dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan untuk menjalankan rencana-rencana jahat mereka. Maka muncullah beragam aksi kejahatan melalui dunia maya, penipuan, pemerasan, transaksi narkoba, bahkan sampai ada terjadi kasus penculikan. Internet seperti pisau tajam bermata dua.

Beberapa waktu yang lalu kita juga dihebohkan dengan pemberitaan media tentang prostirusi online. Kabarnya seorang mucikari yang mempunyai jaringan bisnis cukup luas, menjadikan internet (media sosial) sebagai etalase untuk memamerkan ‘dagangan’nya. Termasuk barang dagangannya adalah para artis, baik model atau pemain sinetron, dengan harga yang sangat fantastis. Tidak jelas apa yang terjadi sebenarnya, apakah masyarakat dibuat geger oleh prostitusi yang dioperasikan melalui media online atau hanya karena kebetulan yang tertangkap adalah artis? Sehingga blow-up media semakin memperbesar isu tersebut. Terus terang saya tidak tertarik dengan berita tentang artisnya, karena yang lebih menarik untuk kita lihat adalah penggunanan media online sebagai jalan baru dalam menjalankan bisnis prostitusi di Indonesia.

Mencoba mencermati runut peristiwa yang terjadi, terkait dengan prostitusi di Negara kita dalam beberapa waktu terakhir. Bisnis prostitusi sebenarnya merupakan masalah sosial yang sudah muncul sangat lama baik di luar negeri ataupun di Indonesia sendiri. Di kota-kota besar pun telah menjadi rahasia umum ada tempat-tempat khusus yang kita kenal dengan sebutan lokalisasi, untuk menjalankan bisnis tersebut. Misalnya Kramat Tungga di Jakarta, Saritem di Bandung, Jogja dengan Sarkemnya, dan konon yang terbesar di Asia Tenggara adalah lokalisai “Dolly” yang ada di Kota Surabaya.

Melihat kompleksnya permasalahan tersebut, pemerintah tentu dibuat pusing dengan masalah ini, karena memang prostirusi sudah mengakar kuat sejak zaman dahulu dan hampir mustahil untuk bisa dihapuskan. Seperti pernyataan gubernur DKI Jakarta bahwa memang benar bahwa keberadaan prostitusi dalam masyarakat telah ada sejak zaman nabi. Maka dengan berbagai cara pemerintah harus mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini atau minimal dapat mengurangi ekses negative yang timbul dari prostitusi tersebut.

Langkah cukup berani pernah dilakukan oleh Sutiyoso ketika menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Pada waktu itu dia mengeluarkan kebijakan cukup penting untuk menutup lokalisasi Kramat Tungga. Sutiyoso membutuhkan waktu cukup lama dalam proses penutupan tersebut. Riset-riset dan penyebaran angket dilakukan kepada masyarakat penghuni lokalisasi. Angket yang disebar berisi pertanyaan untuk menyerap aspirasi mereka, “jika lokalisasi ini ditutup anda mau kerja apa?”. Dari hasil angket tersebut kemudian pemda DKI Jakarta memberikan pembekalan dengan berbagai keterampilan sesuai yang diinginkan. Bagi mereka yang ingin menjahit, mereka diberikan kursus keterampilan menjahit selama satu tahun, begitu juga dengan yang lain dibekali sesuai minat dan bakat mereka. Secara kasat mata, akhirnya lokalisasi Kramat Tungga berhasil ditutup tanpa ada muncul gejolak.

Kebijakan yang sama dilakukan oleh walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Melihat perkembangan “dolly” yang sangat memprihatinkan dan jauh menyimpang maka Risma mengambil kebijakan untuk menutup lokalisasi terbesar di Asia Tenggar tersebut. Ketika diwawancara di media Risma memberikan alasan bahwa dolly sudah tidak sehat lagi sebagai sebuah lokalisasi, pelacur-pelacur yang sudah berumur tua dan tidak laku, mereka menjajakan diri kepada anak-anak SD dengan bayaran hanya 1000 rupiah. Tidak seperti jalan sutiyoso yang mulus, pro kontra penutupan dolly sangat besar bahkan Risma mendapat banyak terror dan ancaman. Namun, dengan tekad yang kuat untuk membangun Surabaya yang lebih baik Risma berhasil menutup dolly.

Langkah-langkah penutupan lokalisasi-lokalisasi tersebut tentu bukannya tanpa dampak. Justru keberhasilan yang terlihat secara kasat mata, malah menjadikan para pelaku bisnis prostitusi mencari jalan baru yang lebih efektif dan efisien, salah satunya melalui media online. Kemunculan prostitusi online mungkin sudah cukup lama. Namun, kebiasaan masyarakat kita selalu heboh ketika mulai diangkat oleh media, lebih lebih kemudian pelaku yang ditangkap adalah orang-orang berlabel ‘artis’ sehingga hembusah isu ini menjadi kian kencang.

Secara rasional memang profit dari bisnis prostitusi online ini sangat menjanjikan, juga dengan proses yang simple dan lebih efisien. Cukup dengan modal media sosial “siapapin” bisa menjadi pelaku dan memanfaatkan media internet sebagai etalase untuk memamerkan barang jualannya. Dengan begitu para pelanggan dan target market bisa diperluas dengan mudah. Hanya dengan menggenggam telpon seluler (HP) tanpa perlu datang ke tempat lokalisai transaksi bisa dilakukan dimana saja.

Sebagai sebuah masalah sosial, tentu ini perlu penanganan serius agar tidak menimbulkan masalah baru di dalam masyarakat. Memang seperti yang sudah disampaikan diatas bahwa untuk langkah pemberantasan secara ekstrim tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu solusi yang sebaiknya dirumuskan adalah bagaimana untuk meminimalisasi dampak buruk yang akan timbul. Terlebih dengan jalan baru menggunakan media internet tentu akan semakin sulit terjangkau oleh para pengambil kebijakan. Para teoritisi ilmu sosialpun belum mampu menjelaskan konstruksi dunia baru ini, ditambah lagi sebagai sebuah modus bisnis prostitusi. Satu hal yang perlu diingat bahwa selama masih ada permintaan maka penawaran akan selalu muncul, dan bisnis tersebut akan tetap eksis.

Add a Comment

Your email address will not be published.