Logo HUT RI: Tentang Kreatifitas dan Kebanggan
Apa yang pertama terkesan ketika anda melihat sebuah logo?
Jawaban yang akan muncul tentu bisa sangat beragam, bergantung pada siapa yang menilai dan dari sudut mana dia memandang.
Satu hal yang pasti bahwa logo memiliki kekuatan simbolis yang dapat memunculkan makna dan mencerminkan karakter dari apa yang disimbolkan.
Bagaimana dengan logo HUT RI?
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang dirayakan setiap tanggal 17 Agustus setiap tahun, memiliki desain logo yang berbeda-beda.
Perbedaan desain tersebut menandakan bahwa nilai filosofis yang disimbolkan di dalamnya juga berbeda, namun tentu semuanya memiliki nilai kesyukuran yang sama atas berkah kemerdekaan yang telah dianugerahkan Tuhan kepada Bangsa Indonesia.
Terlepas dari itu, jika kita perhatikan desain logo HUT RI lima tahun terakhir memiliki tampilan yang cukup berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kalo boleh membahasakan, desainnya lebih kreatif dan kekinian.
Merunut ke belakang desain logo HUT RI sejak tahun 2005 – 2014, tidak ada perubahan signifikan dalam konsep desainnya. Misalnya HUT RI Ke-60, tampilan desainnya hanya berupa angka 60 dan ditambahkan satu buah bendera, mungkin sebagai penghias.
HUT RI Ke – 61 ditambah satu bendera lagi menjadi dua biji, begitu seterusnya konsep desain yang sama hanya ditambahkan jumlah bendera. Bahkan pada tahun 2011 pada logo HUT RI Ke-66, jumlah bendera yang dijejerkan sudah mencapai tujuh buah.
Pada tahun berikutnya, HUT RI Ke-67 ada sedikit perubahan model angka yang digunakan, tetap dengan konsep yang sama bendera berjejer. Namun mungkin karena tidak cukup space jumlah bendera dikurangi menjadi tiga buah saja dan tetap ditambah satu bendera tiap tahun sampai HUT RI ke 69.
Kondisi tersebut memicu munculnya berbagai kritik dari komunitas-komunitas desain grafis tanah air yang banyak. Kritik terbuka banyak disampaikan melalui forum-forum diskusi desain grafis maupun via medsos. Intinya pemerintah dianggap tidak kreatif dalam membuat desain Logo HUT RI.
Bahkan ada juga yang kemudian membandingkan desain logo HUT RI dengan desain logo HUT negara tetangga dan alhasil logo kita dianggap kalah kereen, jauh dari desain logo Malaysia dan yang lain.
Kritik para anak muda pecinta desain tersebut didasarkan anggapan bahwa logo HUT RI adalah marwah bangsa sehingga harus didesain se-kreatif mungkin agar menjadi sebuah kebanggaan, terlebih logo tersebut dipublikasi secara luas dan digunakan di berbagai tempat dan media.
Berbagai kritik yang muncul terkait tidak kreatifnya pemerintah mulai mendapatkan jawaban. Masa awal pemerintahan Presiden Jokowi dengan tagline “Kerja”, tepatnya tahun 2015 pada HUT RI ke 70 dimunculkan desain yang berbeda dari desain sebelumnya. Lebih kreatif, sederhana, namun terlihat berwibawa.
Hal tersebut menandakan bahwa sumber daya manusia indonesia memiliki stok kreatifitas yang hampir tidak terbatas. Terlihat bahwa, di samping rilis logo resmi HUT RI dari pemerintah, tanpa diminta puluhan desain logo kreatif muncul dari para kreator logo dengan hasil yang sangat unik dan penuh dengan kreatifitas tinggi.
Sejak tahun 2015 sampai 2019 tampak ada perkembangan yang lebih “maju” dari sebelummnya, terlihat dari logo yang diresmikan oleh pemerintah. Pemerintah mulai mengakomodir potensi-potensi kreatifitas desain yang dimiliki oleh masyarakat lebih utamanya para anak muda Indonesia.
Pun pada tahun-tahun berikutnya kita berharap pemilihan desain logo HUT RI di sayembarakan secara terbuka sehingga muncul desain-desain kreatif, kekinian dan memiliki nilai filosofis yang muncul dari tinggi masyarakat sebagai bentuk ekspresi kecintaan terhadap Indonesia. Dengan membuka ruang tersebut berarti memberikan jalan kepada masyarakat untuk menanamkan rasa bangga dan cinta terhadap Indonesia. Karena logo HUT RI tidak hanya sekedar logo, tapi sebuah kreatifitas dan kebanggaan sebagai sebuah bangsa.
baru sadar kalo logo HUT RI sejak pak era Pak Jokowi, kenapa ada TH-nya ya? Bahasa asing? singkatan dr kata Tahu? apa gimana?