STKIP Hamzanwadi “Go International”, Mungkinkah?
Wacana tentang STKIP Hamzanwadi Selong untuk “GO Internasional” sepengetahuan penulis sudah muncul ketika penulis baru saja masuk menjadi mahasiswa di STKIP Hamzanwadi pada tahun 2009. Saat itu ketika OPSPEK diedarkan sebuah buletin Kampus dan pada salah satu kolom disana tertulis sebuah artikel dengan judul besar “MENUJU STKIP GO INTERNASIONAL”. Namun dalam masa 4 tahun terakhir wacana itu seperti hilang ditelan waktu dan baru muncul kembali dari “selentingan” di fesbuk. Tidak jelas mengapa, apakah artikel yang penulis baca dulu memang menggambarkan kondisi kampus yang real dengan persiapan yang sudah matang dan siap untuk tinggal landas, ataukah hanya harapan semu penulisnya yang menjelma sebagai utopia yang tidak mungkin tercapai. Sayangnya Penulis sendiri tidak ingat jelas siapa yang menulis artikel itu, padahal ada banyak pertanyaan yang akan dilontarkan dan harus dijawab terkait dengan tulisan itu.
Sebelum tulisan ini lebih jauh membahas tema ini, perlu ada redefinisi konsep tentang ‘go internasional’, ini penting untuk lebih memperjelas arah pembahasan kita selanjutnya. Berbicara tentang go internasional banyak asumsi yang mungkin saja muncul untuk memberi makna pada kata tersebut tergantung bagaimana kita mememandang. Ibarat seorang warga Indonesia yang pergi keluar negeri itu termasuk “go internasional”. Masalahnya kemudian adalah apakah orang itu go internasional untuk menjadi pengusaha, melanjutkan studi, atau justru hanya menjadi pahlawan devisa negara (TKI-pen). Senada dengan analogi tersebut tentunya kita tidak mungkin mendefinisikan kampus kita go internasional untuk menjadi ‘pahlawan devisa’ seperti contoh diatas namun dengan harapan bisa berkiprah menjadi kampus yang dapat bersaing dengan berbagai perguruan tinggi pada level nasional dan internasional.
STKIP Hamzanwadi Go Internasional, Mungkinkah?
Jika penulis sendiri ditanya, mungkinkah STKIP Hamzanwadi menjadi kampus yang go internasional? Sebagai mahasiswa yang cinta kampus, dengan penuh optimis penulis akan menjawab PASTI BISA, tentunya dengan tekad dan berbagai persiapan yang matang. Pertanyaan lebih lanjut, kapankah itu bisa terwujud? Kita tidak bisa menjawab dengan pasti kapan itu terjadi, mungkin 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun bahkan lebih dari 50 tahun. Tergantung kepada STKIP Hamzanwadi sendiri apakah memang benar-benar memiliki tekad untuk go internasional ataukah itu hanya wacana yang dijadikan sebagai magnet untuk menarik mahasiswa baru, pada akhirnya menjadi sebuah kebohongan akademik kepada publik tanpa pernah ada realisasi.
Melihat realita kampus sekarang memang kita tidak bisa menutup mata, bahwa masih banyak permasalahan yang membelit kampus mulai dari masalah kelembagaan sampai pada bahasan tentang kegiatan akademik dan mahasiswa. Contoh sederhana yang masih umum terjadi adalah kurangnya penghargaan terhadap waktu. Dosen, karyawan maupun pejabat kampus masih sering ‘telat’, dan penyakit ini pun menular kepada para mahasiswa sehingga sulit untuk bergerak maju terlebih dengan visi ‘go internasional’. Yang lebih mengkhawatirkan ini seolah menjadi sebuah legitimasi secara kelembagaan di STKIP Hamzanwadi bahwa budaya ‘telat’ itu bagus dan perlu dilestarikan. Permasalahan itu terlihat begitu sepele namun justru mempunyai dampak yang begitu luas dan berefek domino kepada seluruh civitas akademika kampus.
Terlepas ada berbagai permasalahan dalam internal kampus tersebut, secara jujur jika kita melihat dari sudut pandang kualitas mahasiswa STKIP Hamzanwadi, tidak kalah dengan perguruan tinggi pada level nasional. Meminjam istilah salah seorang sahabat, Penulis yakin bahwa para mahasiswa STKIP Hamzanwadi walaupun hanya menjadi mahasiswa ‘pinggiran’ tapi memiliki kualitas ‘sentral’ dan bisa bersaing pada level nasional bahkan internasional. #keep_fight #keep_spirit
Demikian coretan singkat tentang kampus yang kita cintai. Wassalam